A. Definisi
Kata anatomi berasal dari bahasa Yunani ana dan tome, yang berarti memotong atau memisahkan, sehingga lebih komplek didefinisikan sebagai ilmu yang mengenai struktur tubuh (Setiadi, 2007: 1).
Fisiologi adalah ilmu mengenai fungsi dari tubuh yang hidup. Ilmu mengenai fisioogis yang didasarkan pada fungsi seluler dan molekuler dan untuk mempelajarinya diperlukan pengetahuan mengenai prinsip dasar kimia dan fisika (Setiadi, 2007: 2).
Fisiologi (ilmu faal) adalah ilmu tentang fungsi tubuh, atau bagaimana tubuh bekerja ( Sherwood, Lauralee, 2001: 2).
Saluran pencernaan makanan (tractus digesti) merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkanya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzym dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus (Setiadi, 2007: 62).
Dari beberapa teori di atas, dapat disimpukan bahwa anatomi dan fisiologi tractus digesti merupakan pembahasan mengenai struktur organ-organ pencernan dan fungsi masing-masing organ serta bagimana cara bekerjanya.
B. Anatomi Saluran Pencernaan
Mulut
Pintu masuk ke saluran pencernaan adalah melalui mulut atau rongga oral. Lubang berbentuk bibir berotot , yang membantu memperoleh, mengarahkan, dan menampung makanan di mulut (Sherwood, Lauralee, 2001: 545). Secara umum mulut terdiri atas 2 bagian, yaitu (Setiadi, 2007: 64): 1.) Bagian luar yang sempit (vestibula) yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir, dan pipi. 2.) Bagian rongga mulut (bagian dalam), yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum, dan mandibularis di sebelah belakang bersambung dengan faring. Di mulut ada beberapa bagian yang perlu diketahui, antara lain:
Palatum
Langit-langit yang membentuk atap lengkung yang memisahkan mulut dari saluran hidung. Ke arah depan mulut, palatum terdiri dari tulang, yang membentuk apa yang dikenal sebagai palatum durum (langit-langit keras). Ke arah belakang mulut, palatum tidak memiliki tulang dan disebut palatum mole (langit-langit lunak). Di bagian belakang dekat tenggorokan terdapat suatu tonjolan tergantung dari palatum mole, yakni uvula (anak lidah), yang berperan penting untuk menutup saluran hidung ketika kita menelan (Sherwood, Lauralee, 2001: 545-546).
Gigi
Manusia memiliki 2 susunan gigi yaitu gigi primer yang dimulai dari ruang di antara dua gigi depan yang terdiri dari dua gigi seri, satu taring, dua geraham (molar), dan untuk totel keseluruhan 20 gigi. Kemudian gigi sekunder, terdiri dari dua gigi seri, satu taring, dua premolar (bisukpid), dan tiga geraham (tricuspid) untuk totel keseluruhan 32 buah. Juga ada dua macam gigi yaitu gigi sulung yang mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan, dan gigi tetap (gigi permanen) yang tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah. Fungsi gigi adalah dlam proses mastiksasi (pengunyahan). Makanan yang masuk mulut akan dipotong menjadi bagianbagian kecil dan bercampur dengan saliva untuk bolus makanan yang dapat ditelan (Setiadi, 2007: 65).
Lidah
Merupakan organ yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang dikontrol secara volunteer (Sherwood, Lauralee, 2001: 546). Lidah berfungsi untuk menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan. Selain itu juga untuk pengecapan dan prosuksi wicara. Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, dilekatkan pada fenulum lingua. Di bagian belakang lidah terdapat epiglottis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan napas. Pada lidah terdapat indra peraba dan perasa (Setiadi, 2007: 66):
Asin, di bagian lateral lidah.
Manis, di bagian ujung dan anterior lidah.
Asam, di bagian lateral lidah.
Pahit, di bagian belakang lidah.
Kelenjar saliva dan saliva
Kelenjar saliva marupakan kelanjar yang mempunyai duktus yang bernama duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ini mensekresi saliva ke dalam rongga oral (Setiadi, 2007: 66). Menurut Setiadi (2007), di sekitar rongga mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah (saliva), yaitu:
Kelanjar parotis, letaknya di bawah depan dari telinga di antara prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibulari, duktusnya duktus stensomi.
Kelenjar sub maksilaris (sub mandibular), terletak di bawah rongga mulut bagian belakang.
Kelenjar sub lungualis, letaknya di bawah selaput lendir dasar rongga mulut bermuara di dasar rongga mulut.
Saliva (air liur), sekresi yang berkaitan dengan mulut, diproduksi oleh tiga pasang kelenjar saliva utama (kelenjar sublingual, submandibularis, dan parotis) (Sherwood, Lauralee, 2001: 547). Saliva mempunyai sejumlah fungsi penting, antara lain memudahkan penelanan, mempertahankan mulut agar tetap lembab, bekerja sebagai pelarut molekul-molekul yang merangsang indra pengecap, memberikan daya antibakteri, membantu mempertahankan pH mulut 7.0, dll (Ganong, William F, 2003: 470). Saliva terdiri dari 99.5% air serta 0.5% protein dan elektrolit. Protein yang terpenting adalah amilase yang digunakan untuk memecah polisakarida menjadi disakarida. Mukus yang kental dan licin yang digunakan untuk membasahi dan melumasi pertikel makanan agar mudah ditelan. Lisozim yang digunakan untuk menghancurkan bakteri tertentu dan membilas bahan yang mungkin akan digunakan sumber makanan bagi bakteri. Umumnya saliva mengandung ion Na+, K+, Cl-, HCO3- yang mirip dengan dalam plasma. Sekresi saliva berada di bawah kontrol saraf. Rangsang saraf parasimpatis akan menyebabkan sekresi liur cair dalam jumlah besar dengan kandungan zat organic yang relatif rendah. Sedangkan rangsang saraf simpatis akan menyebabkan vesokonstriksi dan pada manusia, sekresi sedikit saliva yang kaya akan zat-zat organik dari kelenjar submandibularis. Aliran saliva dapat dipicu oleh oleh stimulus psikis (pikiran dan makanan), mekanis atau kimiawi. Stimulus dibawa melalui syaraf eferen melalui syaraf cranial 5,7,9,10 menuju medulla.
Gb. Rongga mulut tampak depan
Gb. Rongga mulut tampak samping
Di dalam mulut, makanan bercampur dengan saliva dan didorong ke dalam, esophagus. Pengunyahan (masktiksasi) memecahkan pertikel makanan besar dan mencampur makanan dengan secret kelenjar saliva. Aksi pembasahan dan homogenisasi ini membantu penelanan dan pencernaan selanjutnya. Jumlah pengunyahan yang optimal bergantung pada jrnis makanan, tetapi bisanya brtkisar antara 20 dan 25 (Ganong, William F, 2003: 469).
Air liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur, suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida.kemudian terdapat mucus yang kental dan licin berfungsi untuk melumasi dan membasahi partikel makanan. Selain itu juga terdapat lisosim yang akan berfungsi sebagai antibakteri dan membilas bahan yang mungkin akan digunakan sebagai sumber makanan bakteri. Di mulut tidak terjadi prnyerapan makanan.
Faring dan Esofagus
Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk kedalam tekak (faring). Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan (esophagus). Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan yang disebut epiglottis. Epiglotis berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan.
Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang (Setiadi, 2007: 68).
Esofagus adalah saluran berotot yang relatif lurus dan berjalan memanjang di antara faring dan lambung. Esophagus dijaga di kedua ujungnya oleh sfingter. Sfingter adalah struktur berotot berbentuk seperti cincin yang jika tertutup, mencegah lewatnya benda melalui saluran yang dijaganya. Sfingter esophagus atas adalah sfingter faringoesofagus, dan sfingter bawah adalah sfingter gastroesofagus. Apabila pintu masik esophagus tidak tertutup, udara akan masuk ke esophagus serta ke trakea setiap kali kita bernapas. Kecuali sewaktu menelan, sfingter faringoesofagus akan tertutup untuk mencegah masuknya sejumlah besar udara ke esophagus dan lambung saat bernapas.
Panjangnya sekitar 9-25 cm diameter 2,54 cm dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung. Esophagus terletak dibelakang trakea depan tulang punggung menembus diafragma masuk keabdomen dan menyambung kelambung (Anonim, 2008).
Dinding esofagus terdiri dari 4 lapisan, yaitu :
1. Mukosa
Terbentuk dari epitel berlapis gepeng bertingkat yang berlanjut ke faring bagian atas, dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yang sangat asam
2. Sub Mukosa
Mengandung sel-sel sekretoris yang menghasilkan mukus yang dapat mempermudah jalannya makanan sewaktu menelan dan melindungi mukosa dari cedera akibat zat kimia.
3. Muskularis
Otot bagian esofagus, merupakan otot rangka. Sedangkan otot pada separuh bagian bawah merupakan otot polos, bagian yang diantaranya terdiri dari campuran antara otot rangka dan otot polos.
4. Lapisan bagian luar (Serosa)
Terdiri dari jaringan ikat yang jarang menghubungkan esofagus dengan struktur-struktur yang berdekatan, tidak adanya serosa mengakibatkan penyebaran sel-sel tumor lebih cepat (bila ada kanker esofagus) dan kemungkinan bocor setelah operasi lebih besar.
Menelan dimulai ketika sutu bolus atau bola makanan secara sengaja didorong oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju faring (Sherwood, Lauralee, 2001: 548). Menelan adalah suatu respon yang dicetuskan oleh impuls aferen n. trigeminus, glosofaringeus, dan fagus. Hal ini mencetuskan serangkaian gelombang kontraksi involunter pada otot-otot faring yang mendorong makanan ke dalam esophagus. Inhibisi pernapsan dan oenutupan glottis merupakan bagian dari respon refleks ini (Ganong, William F, 2003: 471).
Gelombang peristaltik primer dari pusat kontrol menelan akan mengalir dari pangkal ujung esophagus, mendorong bolus di depannya melewati esophagus ke lambung. Peristaltik mengacu pada kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi. Dengan demikian, pendorongan makanan melalui esophagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan gravitasi. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar lima sampai Sembilan detik untuk mencapai ujung bawah esophagus yang dikontrol oleh pusat menelan melalui persarafan vagus. Esophagus juga mensekresi mucus yang berfungsi untuk lubrikasi dan melindungi dinding esophagus dari beagian tajam makanan yang masuk, asam, dan enzim getah lambung apabila terjadi refluks lambung (Sherwood, Lauralee, 2001: 549).
Gb. Esofagus (http://cupu.web.id/anatomi-dan-fisiolgi-mulut-dan-esophagus/)
Lambung
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat dibawah diafragma (Iwan, 2008). Lambung merupakan ruang berbentuk kantung mirip huruf J yang terletak di antara esophagus dan usus halus. Lambung dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan perbedaan anatomis, histologis, dan fungsional. Fundus adalah bagian lambung yang terletak di atas lubang esophagus. Bagian tengah atau utama lambung adalah korpus (badan). Lapisan otot polos di fundus dan korpus relatif tipis, tetapi bagian bawah lambung, antrum, memiliki otot yang lebih tebal (Sherwood, Lauralee, 2001: 551). Lambung terdiri dari empat lapisan, yaitu (Iwan, 2008):
1.lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.
2.Lapisan berotot yang terdiri atas 3 lapisan :
a.)Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esophagus.
b.)Serabut sirkuler yang palig tebal dan terletak di pylorus serta membentuk otot sfingter, yang berada dibawah lapisan pertama.
c.)Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambunh dan berjalan dari orivisium kardiak, kemudian membelok kebawah melalui kurva tura minor (lengkung kelenjar).
3.Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe.
4.Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan/ rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan. Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya. Kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini mensekresikan mukus. Kelenjar fundus atau gastric terletak di fundus dan pada hampir selurus korpus lambung. Kelenjar gastrik memiliki tipe-tipe utama sel. Sel-sel zimognik atau chief cells mensekresikan pepsinogen. Pepsinogen diubah menjadi pepsin dalam suasana asam. Sel-sel parietal mensekresikan asam hidroklorida dan faktor intrinsik. Faktor intrinsik diperlukan untuk absorpsi vitamin B 12 di dalam usus halus. Kekurangan faktor intrinsik akan mengakibatkan anemia pernisiosa. Sel-sel mukus (leher) ditemukan dileher fundus atau kelenjar-kelenjar gastrik. Sel-sel ini mensekresikan mukus. Hormon gastrin diproduksi oleh sel G yang terletak pada pylorus lambung. Gastrin merangsang kelenjar gastrik untuk menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen. Substansi lain yang disekresikan oleh lambung adalah enzim dan berbagai elektrolit, terutama ion-ion natrium, kalium, dan klorida.
Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus mempercabangkan ramus gastrik, pilorik, hepatik dan seliaka. Pengetahuan tentang anatomi ini sangat penting, karena vagotomi selektif merupakan tindakan pembedahan primer yang penting dalam mengobati tukak duodenum.
Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan ganlia seliakum. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh peregangan, dan dirasakan di daerah epigastrium. Serabut-serabut aferen simpatis menghambat gerakan dan sekresi lambung. Pleksus saraf mesentrikus (auerbach) dan submukosa (meissner) membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan mengkordinasi aktivitas motoring dan sekresi mukosa lambung.
Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serat hati, empedu, dan limpa) terutama berasal dari daerah arteri seliaka atau trunkus seliaka, yang mempecabangkan cabang-cabang yang mensuplai kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri gastroduodenalis dan arteri pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding postrior duodenum dapat mengerosi arteria ini dan menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum, serta berasal dari pankreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna, berjalan kehati melalui vena porta.
Lambung malakukan beberapa fungsi. Fungsi terpenting adalah menyimpan makanan yang masuk sampai disalukan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan yang optimal. Penyerapan hanya dilakukan beberapa menit saja, karena penyerapan akan dilakukan lebih lanjut di usus halus. Fungsi kedua lambung adalah menghasilkan HCl dan enzim-enzim yang memulai pencernaan protein. Kemudian makanan akan dihaluskan dan dicampur dengan bahan-bahan sekresi lambung untuk menghasilkan campuran kental yang dikenal dengan kimus. Motilitas lambung bersifat kompleks dan dikontrol oleh beberapa faktor:
Pengisian lambung, jika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50ml, tetapi organ ini dapat mengembang hingga kapasitasnya mencapai 1000ml ketika makan. Akomodasi perubahan volume yang besar hingga dua puluh kali lipat tersebut akan menimbulkan ketegangan pada dinding lambung dan sangat meningkatkan tekanan intra lambung jika tidak terdapat dua faktor ini: 1.) Plastisitas otot polos lambung, 2.) Relaksasi reseptif lambung pada saat dia terisi.
Penyimpanan lambung, sebagian sel otot polos mampu mengalami depolarisasi parsial yang otonom dan berirama. Sel-sel tersebut menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu ke bawah di sepanjang lambung menuju sfingter pylorus dengan kecepatan tiga gelombang per menit. Irama listrik dasar atau BER (Basic Electrical Rhythm) lambung berlangsung secera terus-menerus dan mungkin desertai oleh kontraksi lapisan otot polos sirkuler lambung. BER akan mengalami potensial aksi dan memulai kontraksi otot yang dikenal sebagai gelombang peristaltik dan menyapu isi lambung dengan kecepatan yang sesuai dengan BER. Gelombang akan menyebar dari fundus sampai sfingter pylorus. Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur yang terjadi kurang kuat, makanan yang masuk ke lambung dari esophagus tersimpan relatif tenang tanpa mengalami pencampuran.
Pencampuran lambung, kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus.
Pengosongan lambung, jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter pylorus tertutup erat terutama bergantung pada kekuatan peristaltis. Semakin sering BER menghasilkan potensial aksi, semakin besar aktivitas peristaltik di antrum, dan semakin cepat pengosongan lambung.
Lambung juga menghasilkan getah cerna, antara lain (Setiadi, 2007: 72):
Pepsin, fungsinya memecah putih telur (protein) menjadi asam amino (albumin dan pepton).
Asam garam (HCl), fungsinya mengasamkan makanan sebagai anti septic dan desinfektan dan membuat suasana asam pada pepsinogen menjadi pepsin.
Rennin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan sisi dan membentuk kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu).
Lapisan lambung, jumlahnya sedikit yang memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang getah lambung.
Gb. Lapisan mukosa lambung
Gb. Lambung
Intestinum Tenue (Usus Halus)
Usus halus adalah suatu saluran dengan panjang sekitar 6.3m (21 kaki) dengan diameter kecil 2.5 cm (1 inchi). Usus ini berada dalam keadaan bergelung di dalam rongga abdomen dan terentang dari lambung sampai usus besar. Secara sewenang-wenang, usus halus dibagi menjadi tiga segmen; duodenum 20 cm (80 inchi) pertama, jejunum 2.5m (8 kaki), ileum 3.6m (12 kaki) (Sherwood, Lauralee, 2001: 570). Duodenum disebut juga usus 12 jari, berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri, pada lengkungan ini terdapat pancreas yang menghasilkan amilase yang berfungsi untuk mencerna hidrat arang menjadi disakarida. Yeyenum hanya merupakan bagian kelanjutan dari duodenum. Ileum merentang sampai menyatu dengan usus besar dengan panjang 2-2.5 meter. Lekukan yeyenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dikenal sebagai masenterium. Ujung bawah ileum berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang yang bernama Orifisium ileoseikalis, orifisium ini deperkuat oleh spinter; ileoseikalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau valvula baukini yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali ke ileum (Setiadi, 2007: 75).
Mukosa usus halus, yaitu permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan mukosa dan mikrivili memudahkan pencernaan dan absorbsi, lipatan ini dibentuk oleh mukosa dan sub mukosa yang diperbesar permukaan usus. Pada penampang melintang vili dilapisi oleh epitel dan kripta yang menghasilkan bermacam-macan hormon jaringan dan enzim yang memegang peranan aktif dalam pencernaan (Setiadi, 2007: 75).
Gb. Villi usus halus, pembuluh darah dan pembuluh limfatik (www.theodora.com/anatomy/the_small_intestine.html).
Gb. Bagian usus halus dan usus besar (Setiadi, 2007: 74)
Intestinum Crasum (Usus Besar)
Panjangnya 1.5 m, lebarnya 5-6 cm. lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang, dan jaringan ikat. Ukuran-ukurannya lebih besar daripada usus halus, di sini terdapat taenia coli dan apendiks epiploika, mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak memiliki villi, tidak memiliki lipatan-lipatan sirkuler (plicae circulares). Serabut otot longitudinal dalam muskulus externa membentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang disebut dengan haustra. Di bagian bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon gelombang peristaltik, sehingga memungkinkan kimus mengalir 15 ml sekali masuk dan untuk total aliran sebanya 500 ml/hari (Setiadi, 2007: 87).
Usus brsar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rectum. Sekum membentuk kantung buntu di bawah taut antara usus halus dan usus beasr di katup ileoselum. Tonjolan kecil mirip jari di dasar sekum adalah apendiks, jaringan limfoid yang mengandung limfosit. Kolon, yang membentuk sebagian besar usus besar, tidak berglung-gelung seperti usus halus, tetapi terdiri dari tiga bagia yang relatif lurus: kolon asendens, kolon tranfersum, dan kolon desendens. Bagian akhir kolon desendens berbentuk huruf “S”, yaitu kolon sigmoid (sigmoid berarti berbentuk “S”), dan kemudian berbentuk lurus yang disebut rectum (rectum berarti lurus) (Sherwood, Lauralee, 2001: 582).
Gb. Usus besar 1
Gb. Usus besar 2 (Sherwood, Lauralee, 2001: 583)
Organ Aksesoria Pencernaan
Hepar
Organ paling besar dari dalam tubuh kita, warnanya coklat dan beratnya 1500 kg. Letaknya di bagian atas dalam rongga abdomen di sebeah kanan bawah diafragma. Hepar terletak di kuadran kanan atas abdomen, di bagian bawah diafragma dan terlindugi oleh tulang rusuk (costae), sehingga dalam keadaan normal (hepar yang sehat tidak teraba) (Setiadi, 2007: 77). Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar. Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan (Niels, 2009). Organ ini penting bagi system pencernaan untuk sekresi garam empedu. Tiap-tiap sel hati, atau hepatosit (hapeto berarti “hati”; cyte berarti “sel”), tampaknya mampu melaksanakan berbagai tugas metebolik kecuali aktivitas fagositik yang dilaksanakan oleh makrofag residen atau yang lebih dikenal sebgai sel kupffer (Sherwood, Lauralee, 2001: 565). Hati dibagi atas 2 lapisan utama, yaitu (Setiadi, 2007):
1.Permukaan atas berbentuk cembung, terletak di bawah diafragma.
2.Permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura tranfersus dan fisura longitudinal yang memisahakan belahan kanan dan kiri di bagian atas hati, selanjutnya hati dibagi 4 brlahan yaitu lobus kanan, lobus kirim lobus kaudata, dan lobus quardratus.
Pembuluh darah pada hati ada 2 jenis, yaitu:
1.Arteri hepatica, yang keluar dari aorta dan memberi 80% darah pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95-100% masuk ke hato akan membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan kepiler vena, akhirnya keluar sebagai vena hepatica.
2.Vena porta, yang terbentuk dari lienalis dan vena mesenrika superior menghantarkan 20% darahnya ke hati, darh ini mempunyai kejenuhan 70% sebab beberapa O2 telah diambil oleh limfe dan usus, guna darah ini membawa zat makanan ke hati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus. Darah berasal dari vena porta bersentuhan erat dengan sel hati dan setiap lobulus disaluri oleh sebuah pembuluh sinusoid darah atu kepiler hepatica. Pembuluh darah halus berjalan di antara lobulus hati disebut vena interlobular.
Kandung Empedu
Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membran berotot, letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm berisi 60 cm3. Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yang kemudian menjadi duktus hepatica kanan dan kiri. Duktus heaptika menyatu untuk membentuk duktus hepatic komunis yang kemudai menyaatu dengan duktus sisticus dari kandung empedu dan keluar dari hati sebagai duktus empedu komunis. Duktus empedu komunis bersama dengan duktus pancreas bermuara di duodenum atau dialihkan untuk penyimpanan di kandung epdedu (Setiadi,2007: 82).
Pancreas
Pancreas adalah kelenjar yang terelongnasi berukuran besar di balik kurvatura besar lambung. Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampi ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gr. Terbentang pada vertebral lumbalis I & II di belakang lambung (Setiadi, 2007: 84).
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari) (Niels, 2009). Niels (2009) juga mengutarakan bahwa Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Daftar Pustaka
Ganong, William F, 2003, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 20, EGC; Jakarta
Iwan, 2008, http://keperawatan-gun.blogspot.com/
Niels, 2009, http://tennumber.blogspot.com/2009/02/anatomi-dan-fisiologi.html, Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan.
Setiadi, 2007, Anatomi & Fisiologi Manusia edisi 1, Graha Ilmu; Yogyakarta
Sherwood, Lauralee, 2001, Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem edisi 2, EGC; Jakarta
No comments:
Post a Comment