Sebenarnya sejak Sabtu kemarin uda berencana ikut ibadah Natal yang pukul 06.00 WIB. Tapi semalam habis kebaktian malam natal, aku dan teman-teman, yaitu Abtalia, Kartini, dan Yudha, mampir makan dan pulangnya aku online sampai jam 01.00 WIB. Aku jadi membatalkan ibadah jam 06.00 WIB. Takut ga puas tidur dan takut ngantuk pas firman nanti. Jadi semalam menjelang tidur, aku sms temanku, Abtalia, untuk memberitahu bahwa aku ga jadi gereja jam 06.00 WIB.
Lalu pagi ini aku terbangun jam 06.45 WIB, termasuk kesiangan bagiku. Olahraga bentar, sarapan, trus online Facebook. Berhubung aku lihat id-nya Abtalia ini lagi online juga, maka aku samperin deh.
Me : Pie iki ga jadi ke gereja?
Abtalia: Gak tau dirimu mau jam berapa?
Me : Siang adanya jam berapa?
Abtalia : Jam berapa ajah kamu like... yg pasti tiap 2 jam ada. Jam yg angka genap. Jam 8, 10, 12, dan seterusnya
Me : Bapakmu tukang jual jam ya?
Abtalia : Kamu yang jual jam tu
Me : harusnya kamu tanya, “kok tau?” !
Abtalia : Gak mau, hahahhaha…. Jadinya jam berapa?
Me : Ngak asyik. Jam 10 gimana?
Abtalia : Haha… aku tau pasti kamu ngerjain aku, makanya aku ga mau jawab pertanyaan kayak gitu tadi.
Oke dan kita nyampe gereja pukul 09.40 WIB. Dan uwoooww… uda parkir kendaraan, mau menuju gerbang gereja, aku dan Abtalia di-stop oleh pak satpam. “Maaf mas, lewat samping saja, gedung utama sudah penuh!”
“whaks?!”, spontan keluar dari mulutku
Aku dan Abtalia saling melihat, lalu menggelengkan kepala. Saling ber-bla bla bla bla, dan akhirnya kami dapet tempat duduk di sebuah ruangan yang terdapat layar besar untuk menyimak kebaktian.
Hhh…aku mengeluh karena merasa kurang dapet feelnya kalo ga lihat langsung.
Trus dimulailah ibadah. Dan ngak buruk2 banget, sound system-nya oke juga soalnya. Jadi ya kya berasa beneran. Hehe…
Sampai pas khotbahnya berlangsung…
Dan pada penutupnya, Pak pendeta ini memberikan sebuah ilustrasi kisah nyata.
Ada seorang perawat mau shift malam. Saat itu ada pasien bapak-bapak yang menderita leukemia. Setiap habis kemoterapi, si pasien ini sukanya sensi, dan marah-marah. Perawat yang mendekatinya juga jadi malas mengurusnya. Terus pas si perawat yang satu ini akan ke kamarnya si bapak yang leukemia ini, ia berdoa,
“Ya Tuhan, aku akan ke kamar pasien ini, berkati aku agar mempunyai kata-kata yang hikmat untuk si bapak ini, amin”
Masuklah si perawat ini, “selamat malam bapak, ada yang bisa saya layani untuk malam ini?”
Jawab pasien, “ ini sus, saya minta dipijit sebentar, punggung saya sakit banget habis kemo.”
Trus dipijitlah si pasien ini oleh perawat ini. Pas perawat ini memejamkan mata sejenak, trus kembali membuka mata, sosok yang dipijitnya ini tiba-tiba berubah.
Ia bukan lagi sosok pasien bapak-bapak yang menderita leukemia, melainkan berubah menjadi sosok Yesus.
Perawat ini langsung teringat sebuah ayat yang tertulis dalam Alkitab, yang kurang lebihnya berbunyi seperti ini:
“Barang siapa melayani bagi yang paling hina ini, ia sudah melayani Aku.”
Dan pak pendeta melanjutkan ceritanya…
Dan aku merasakan sesuatu yang terlepas dari dadaku. Sesuatu yang selama ini membuat dada ini berasa ada yang berat dan mengganjal.
Spontan kata, “ ya ampun Tuhan…” keluar dari mulutku di tengah jemaat. Dengan tangan kiriku memegang mulut, aku menyenderkan punggungku di tempat duduk, air mata itu tau-tau uda menetes saja dari mataku.
Aku apatis sejenak di tengah pak pendeta yang masih berkhotbah. Di dalam apatisku, tersirat semua kesombonganku di tahun 2011 ini.
Aku juga seorang perawat. Aku paling tidak suka dengan pekerjaanku ini, bagaikan pembantu. Bisa dibayangkan saja, kuliah S1 + profesi dengan biaya yang semahal itu, kadang kita juga harus membantu BAB pasien yang notabene menjijikkan ya. Adakah yang tidak menganggap jijik?! Meskipun kita juga mengenal baik anatomi dan fisiologi tubuh manusia, patofisiologi, farmakologi dan berbagai ilmu medis lainnya, tapi dalam hati kecil, kadang merasa hina saja melakukan pekerjaan yang bagian itu.
That’s why sekarang aku sudah memulai bisnis sampingan yang kelak akan membuahkan hasil di mana aku bisa resign dari pekerjaanku sebagai perawat dan cukup dengan bisnisku saja.
Dan rasanya tersirat semua deh itu kepahitan yang terjadi selama tahun 2011. Rasanya semua keluar dari tubuhku.
Tahun 2011 merupakan tahun yang sangat berat bagiku, mulai dari masalah di dalam keluarga, teman, percintaan, studi, sampai masalah hubungan dengan Tuhan. Tapi dalam satu buah kalimat,
“Barang siapa melayani bagi yang paling hina ini, ia sudah melayani Aku.”
Segala kepahitan itu terbayar sudah, dan berubah menjadi sebuah sukacita yang sangat besar.
Aku tidak tau ini kebetulan atau memang sudah dirancang Tuhan agar aku ibadah jam 10.00 WIB. Karena kalo mengingat semalam, aku juga SMS-an dengan temanku, Lidya, di mana dia ngajakin aku ibadah yang jam 8, dan aku menolaknya. Aku pun bangun jam 7an. Di mana ga mungkin nyusul kebaktian jam 8 karena aku kalau mandi sangat lama, pasti nanti telat.
Sembari menulis topik ini, aku chatting dengan Lidya via Facebook messenger. Dan kami share tentang khotbah Pak pendeta. Setelah dicocokkan, ternyata berbeda. Dia tidak mendapatkan ilustrasi tentang pasien leukemia ini.
Dan langsung saja membuat aku berpikir,
Ya Tuhan, seumpama aku tadi jadi ikut ibadah jam 8 bersama Lidya, betapa aku tidak akan mendapatkan firmanMu yang indah seperti tadi.
Beberapa hal yang dapat aku pelajari di sini. Terkadang Tuhan memang mengijinkan kita mengalami masa-masa yang dirasa sangat berat dan sulit dalam kehidupan kita. Tapi ternyata, di dalam kesulitan itu, Tuhan mengajarkan sesuatu yang sangat berharga bagi kita.
Sesuatu yang berharga terkadang tidak ada artinya ketika kita tidak membutuhkannya.
Kalimat “Barang siapa melayani bagi yang paling hina ini, ia sudah melayani Aku.”
Mungkin terdengar biasa saja bagi orang lain yang tidak mengalami pergumulan. Tapi akan menjadi sebuah tendangan dahsyat yag sangat berharga, ketika seseorang tersebut sedang mengalami pergumulan seperti aku.
Jadi, jangan pernah takut jika saat ini Anda mengalami masa-masa yang sangat sulit dalam kehidupan. Percaya saja, tetaplah bersukacita dalam masa sulit Anda. Pergumulan Anda pasti akan dibayarNya dengan sebuah sukacita yang tak bisa digantikan dengan apa pun yang ada di dunia ini, dalam waktu yang sangat tepat. Semua itu akan terasa sangat indah bagi Anda.
Merry Christmas for everyone, be blessed, be happy, semakin sukacita di setiap hari, dan tetap semangat!!!!